Mantan Presiden PKS, Tifatul
Sembiring, mengungkapkan, partainya jadi sasaran cacian di media sosial
setelah kasus dugaan suap kuota impor daging sapi yang menyeret Luthfi
Hasan Ishaaq, mantan Presiden PKS, sebagai tersangka. Namun, kata
Tifatul, partainya tidak peduli cacian dan terus berjuang demi kebaikan
dan kejayaan Indonesia.
Beberapa petinggi PKS sudah dipanggil
Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) terkait kasus suap ini. Mulai dari
Menteri Pertanian asal PKS Suswono, Sekjen dan Bendahara PKS, hingga
akhirnya Presiden PKS Anis Matta dan Ketua Majelis Syuro PKS Hilmi
Aminuddin. Selain Luthfi, tersangka lain dalam kasus ini adalah Ahmad
Fathanah.
“Orang awam kadang sulit membedakan mana tersangka mana
saksi. Ada yang tanya apakah AF (Ahmad Fathanah) presiden PKS?” kata
Tifatul dalam kultwit di situs jejaring sosial Twitter, Kamis malam 9 Mei 2013.
Kader PKS, imbuhnya, tetap tegar dalam menghadapi rintangan dan cobaan ini. “Hingga mencapai Kalimatullah hiyal ‘ulya.”
Selain
itu, imbuhnya, kader PKS pun masih menunggu-nunggu apa tuduhan terhadap
Luthfi. Siapa sebenarnya yang salah. “Wajar kader-kader dan pengurus
PKS bertanya tentang keadilan hukum. Ada kasus sebesar Rp 1,3 triliun,
dua tahun baru jadi tersangka. Dan, yang bersangkutan tidak ditahan.”
Tapi,
kasus suap sapi hanya Rp1 miliar, itu pun uang belum diterima.”Tapi,
Luthfi langsung ditahan, digelandang malam-malam dari kantor DPP PKS.
Kader bertanya, mengapa ada perlakuan yang berbeda,” tulis Tifatul.
Luthfi
dipanggil paksa dan kemudian ditahan, 30 Januari lalu. Sehari setelah
KPK menangkap tangan Fathanah menerima Rp1miliar dari dua bos PT
Indoguna Utama. (ilfm/vvn).
Sumber : dakwatuna.com
Posting Komentar