Dalam sambutannya, Ketua DPD PKS Cilegon M.
Asro menegaskan bahwa PKS sebagai partai yang berbasis kader memandang perlu
membekali keluarga kader PKS untuk membina hubungan pasangan suami istri lebih
harmonis sesuai ajaran Islam yaitu menuju keluarga sakinah, mawadah dan rahmah.
Hal ini dianggap vital sebab bagi PKS keluarga kader adalah cerminan contoh
bagi masyarakat di sekitarnya.
Lebih lanjut Asro juga menekankan bahwa dakwah
kepada masyarakat bermula dari kokohnya keluarga. Keluarga yang kokoh merupakan
bekal kokohnya masyarakat. Bagaimana akan menyeru kebaikan kepada masyarakat
jika keluarga sendiri terlupakan.
Sementara itu ketua Bidang Perempuan DPD PKS
Cilegon menyampaikan bahwa kegiatan ini sebetulnya sudah terencana beberapa bulan
yang lalu bahkan beberapa kali sempat tertunda karena agenda partai yang lain.
Alhamdulillah kegiatan ini dapat terselenggara dengan target peserta sesuai yang diharapkan. Dirinya juga berpesan kepada para ibu selaku bagian penting dalam
keluarga bahwa wanita selayaknya memiliki karakter yang kokoh, tangguh dan
transformatif menghadapi perkembangan.
Acara inti pemaparan materi disampaikan oleh
Ustadz Cahyadi Takariawan, seorang konsultan keluarga dan penulis buku yang
produktif dari Yogyakarta. Dalam paparannya masalah visi keluarga bagi keluarga
PKS sesungguhnya sudah selesai dan dipahami oleh para kader. Yang sering teradi
justru masalah-masalah kecil yang karena kurang keterbukaan jadi malah melebar
dalam keluarga. Bagi para suami dicontohkan ketika mengalami kekurangan ekonomi
mereka memiliki hipersensitif terhadap segala komentar dan tindakan istri. Maka
yang perlu dibangun adalah komunikasi yang terus menerus dan intens sekalipun
kesibukan suami istri beragam.
Dalam komunikasi tak perlu membatasi pada tema
yang berat. Justru komunikasi yang ringan dan mengalir dapat mencairkan
suasanan dan memetakan kondisi suami istri dalam menghadapi masalahnya
masing-masing. Kiat yang cukup sederhana dan mudah diterapkan adalah komunikasi
‘bantal’, yakni menyediakan waktu satu jam sebelum tidur untuk berbagi. Sesibuk
apapun suami dan semalam apapun pulang, waktu satu jam sebelum istirahat
dianggap sebagai waktu yang efektif. (EM)
Posting Komentar