PBB telah menyerukan penyelidikan independen atas kematian
seorang warga Palestina yang ditahan Israel. PBB pun memperingatkan bahwa meningkatnya ketegangan ini berisiko meningkatkan
aksi kekerasan di wilayah-wilayah pendudukan Israel.
Warga Palestina sebelumnya telah menuntut penyelidikan
independen terhadap kematian tahanan asal Palestina itu. Hal itu disampaikan melalui
sebuah surat kepada Dewan Keamanan PBB, yang mengatakan bahwa Arafat Jaradat, warga
Palestina yang meninggal dunia di penjara Israel pada Februari lalu kemungkinan
mengalami penyiksaan.
Utusan PBB untuk perdamaian Timur Tengah, Robert Serry, menyerukan
penyelidikan melalui sebuah pernyataannya pada Senin, setelah pembicaraan
dengan Perdana Menteri Palestina Salam Fayyad mengenai kematian Jaradat, warga
Palestina yang ditahan oleh Israel tersebut.
Serry mencatat bahwa para ahli Israel maupun Palestina telah
memeriksa tubuh korban. "PBB mengharapkan otopsi yang akan diikuti oleh
penyelidikan independen dan transparan terhadap kematian Jaradat itu, yang
hasilnya harus diumumkan sesegera mungkin," ujarnya.
Jaradat ditahan pada tanggal 18 Februari dan meninggal lima
hari kemudian. Otoritas penjara Israel berdalih bahwa Jaradat tampaknya telah
meninggal karena serangan jantung.
Menteri Pertahanan Palestina, Issa Qaraqaa, berdasarkan
temuan awal dari otopsi bersama, melaporkan bahwa Jaradat mengalami memar pada tubuhnya, kerusakan
otot dan tulang rusuknya patah. Selain itu, berdasarkan sebuah surat yang dikirim
oleh Duta Besar Palestina untuk PBB, Riyad Mansour, kepada Dewan Keamanan
mengatakan hasil otopsi menunjukkan bahwa Jaradat "menjadi sasaran
pemukulan, penganiayaan dan kelalaian medis selama ditawan, bahkan mungkin mengalami
penyiiksaan." Di dalam surat itu dijelaskan bahwa Jaradat mengalami patah tulang pada enam
bagian, di tulang, tulang belakang leher, kedua lengan dan kakinya, serta
cedera lainnya.Namun Israel tetap membela diri dengan mengatakan tahanan
tersebut bisa saja mengalami patah tulang dalam upaya untuk menyadarkan dia
setelah serangan jantung.
"Ini merupakan insiden yang mengerikan. Bukti dari
perlakuan tidak manusiawi yang dilakukan secara sistematis oleh Israel terhadap
warga Palestina di penjara-penjara," kata Mansour dalam suratnya. Ia pun
menyerukan "penyelidikan imparsial" dan tindakan Dewan Keamanan untuk
membuat Israel mematuhi hukum kemanusiaan.
Sementara itu, Sekjen PBB Ban Ki-moon menyatakan
keprihatinannya terhadap keadaan wargga Palestina yang menjadi tahanan di
penjara-penjara Israel. Ia pun mengatakan bahwa hak-hak semua tahanan harus
sepenuhnya dihormati.
Sumber : Aljazeera
Posting Komentar