PKS Kota Cilegon

Sekitar tahun 2007 sebuah majalah Islam Tarbawi memuat seseorang pegawai dari Ditjan Pajak, ia adalah Dhana Widyatmika. Ia merupakan salah seorang pegawai pajak yang masih dalam penyelidikan dalam sebuah kasus dugaan korupsi.
Dhana Widyatmika merupakan seorang yang mempunyai sifat humanis yang tinggi, Widowati seorang reporter majalah Islam Tarbawi yang saat itu sedang mencari berita mengenai penyakit gagal ginjal. Maka ia seringkali harus mengunjungi Rumah Sakit TNI Angkatan Udara Halim Perdanakusuma, Jakarta Timur. Untuk mendapatkan berita mengenai tema yang penyakit gagal ginjal tersebut.
Widowati beberapa kali melihat pria muda yang sering bolak-balik di Rumah Sakit tersebut dengan membawa wanita yang diperkirakan memang ibunya. Widowati tertarik untuk bertanya mengenai perihal setiap kali maksud berobat di RS TNI AU tersebut.
Mendapat jawaban dari pria muda tersebut, Widowati merasa tertantang untuk meliput lebih lanjut. Dan akhirnya, perkenalan terjadi antara reporter Majalah Islam Tarbawi dengan Dhana Widyatmika. Namun karena dirasa tidak tepat untuk lebih lanjut dalam mewawancarai Dhana Widyatmika maka Widowati pun membuat janjian untuk bertemu dirumah Dhana Widyatmika.
Dari wawancara di rumah Dhana Widyatmika, reporter majalah Islam Tarbawi tersebut melihat langsung bagaimana seorang yang masih muda tetapi begitu peduli dengan ibunya. Hal ini tentu lebih menarik daripada liputan mengenai penyakit gagal jantung. Karena dijaman sekarang ini tentu sudah sangat jarang sekali pria muda yang berbuat hal mulia tersebut.
Menurut Widowati hal ini merupakan sebuah contoh teladan yang patut diapresiasi. Dilihat dari segi kecukupan harta, Dhana Widyatmika tentu bukan seorang pria muda yang kekurangan. Bahkan bisa dibilang sebagai orang yang berada, tetapi kerelaannya dengan ikhlas ingin berbakti kepada orang tuanya itulah sebuah hal yang sangat langka.
Suatu kali Widowati pernah menjumpai Dhana Widyatmika dalam sebuah wawancaranya menghentikan perbincangan lantaran ibunya ingin buang air besar, dan sang pembantu terlihat jijik ketika ingin memberikan pispot kepada ibunda Dhana Widyatmika.
Ia langsung meminta maaf untuk menghentikan sejenak wawancara tersebut, dan langsung mengambil beberapa tisu dan diletakkan diatas tangannya lalu ia memindahkan pispot yang diberikan pembantunya. Dia ikhlas Dhana Widyatmika menengadahkan tangannya untuk menampungberak sang ibunda.
Setelah semua itu selasai, wawancara pun dilanjutkan. Reporter majalah Islam Tarbawi menanyakan mengenai tindakan Dhana Widyatmika kepada ibundanya tersebut.
“Saya kasihan sama ibu jika beliau berak harus dengan pispot, takutnya pantat ibu sakit ketika terkena pinggiran pispot,” ungkap Dhana.
Widowati seringkali melihat betul tindakan Dhana Widyatmika terhadap sang ibunya.
"Saya melihat sendiri bagaimana dia merawat ibunya dengan penuh kasih sayang. Tidak banyak orang muda yang sebaik itu. Beliau mengantar ibunya cuci darah saat jam kerja." jelas Widowati.
Hasil wawancara panjang itu sudah dimuat Majalah Tarbawi Edisi 164 Th.8/Ramadhan 1428 H/21 September 2007 M. Edisi khusus bulan puasa. Judul aslinya "Meski Dalam Kondisi Sakit, Berkah dari Ridho Ibu Tidak Berubah."
Dalam satu sesi wawancara, Dhana mengaku  sebetulnya sangat berat meninggalkan sang ibu. Maka itu Dhana dan istri memilih tinggal satu rumah dengan ibunya. "Mereka itu orang berada. Jadi tidak mungkin Mas Dhana tak mampu beli rumah," kata Widowati.
"Orang yang saya wawancarai ini orang yang sangat baik. Dia religius. Semua yang saya tulis itu, saya yakini benar. Saat itu 2007, sekarang 2012. Kalaupun ada perubahan, tapi saya yakin, dia masih orang baik," kata Widowati
Saat ini tulisan majalah Islam Tarbawi tersebut sudah berganti judul dengan “Dhana Widyatmika, Lelaki di Pintu Surga”
Jika ingin lebih detail melihat bagaimana seorang Dhana Widyatmika dalam merawat sang ibu, bisa langsung dilihat disini ---> Fimadani  
Sumber : Suaranews.com

Post a Comment

Lebih baru Lebih lama
Gabung PKS Cilegon

Nama :
Pekerjaan :
Alamat Lengkap :